Bismillaahirrohmaanirrohiim...
teringat dengan tausyiah seorang teman man.
ketika ku meminta Allah kesabaran, Allah memberikanku masalah.
dan ingin sedikit ku tambahkan,
ketika ku meminta 'Ya Allah tolong ajari aku keistiqomahan'.. Allah memberikanku 'Kesendirian'..
teringat jua kutipan analogi dari murobbiku,
Masalah itu ibarat level dalam sebuah games. ketika kamu tidak bisa menyelesaikan level itu. maka kamu pasti akan menghadapi lagi level itu, lagi.. lagi.. dan lagi. sampai akhirnya kamu bisa melewatinya dan bisa lanjut ke level selanjutnya...
Berada dalam permainan ini tak semudah yang kukira.
Berkali-kali kefuturan menghantui diriku,
Otak ini terus-menerus meng-upgrading untuk strategi terbaik.
tangan ini tak pernah berhenti mengukir kata 'istiqomah' pada keningku..
sampai akhirnya, diri ini tersungkur pada sujud berurai air mata... sangat pasrah mengadu, ''ya Allaah,.. bohong bila aku berkata istiqomah itu mudah, bohong bila ku berkata menghadirkan Engkau dalam setiap langkahku itu mudah, bohong bila ku berkata mencintaiMu sepenuh hati itu mudah''. aku tidak mau menyombongkan diri di hadapanMu, aku pasrah, bukan berarti aku menyerah.
Merenung dan bermuhasabah.... itulah yang sering kulakukan di permainan ini.
merenung, bukan melamun...
sebuah pertanyaan besar terus merasupi neuron-neuronku. 'Ya Allah, kenapa aku sendiri lagi?...'
tidak cukup di keluarga aku sendiri, saat man 4 pun aku diuji kesendirian.
masih teringat dengan perjalanan penguatan iman, perjalanan penuh makna 5 hari di Manado.
sekarang aku di uji lagi di sini...siapa sangka?
awalnya ku tak percaya dengan kata-kata 'masalah itu sebenarnya tak seburuk yang kamu kira, masalah itu justru baik hati. karena pada akhirnya ia akan memberikanmu kekuatan'. tapi itu memang benar! Dan aku adalah hamba yang masih sering lupa bersyukur. ternyata ada maksud dibalik itu:
- aku lupa bahwa perjalanan ke Manado itu masih belum cukup untuk mengajariku istiqomah sehingga aku masih berkutik di level ini.
- aku lupa bahwa kesendirian ini sebenarnya adalah sesuatu yang aku ciptakan sendiri, Allah ingin aku lebih merasakan bahwa Dia dekat, jadi mengapa masih merasa sendiri?
- aku lupa bahwa Allah ingin menjadikan aku istiqomah bukan karena lingkungan tapi memang karena aku sendiri yang mengistiqomahkan diriku tentu dengan izin Allah. sehingga nanti saat ada level uji istiqomah yang lebih mantap medannya, aku tidak akan kehilangan imanku.
(mohon doanya buat yang membaca, aku ingin melanjutkan studi ke Eropa lebih fokusnya ke Rusia, aamiin)
- aku lupa permainan ini harusnya di nikmati. bukan di sesali.. astaghfirullaah..
- aku lupa, Allah sedang menyeretku agar jangan selalu di dalam tempurung.
- Dan aku lupa bahwa 'kesendirian' ini benar-benar mengajarkan manisnya ukhuwah
Segala puji bagiMu ya Allah...
Hujan semakin menjadikan syahdu maksud 'sendiri' ini, hingga ku ingin membisikan kepada hatiku dan hatimu bahwa ''ketika kamu merasa sepi, sunyi, dan sendiri... coba pejamkan matamu, Allah hadirkan banyak kebahagiaan didepan pintu itu, jadi bangkit dan tersenyumlah! tunjukkan rasa syukurmu.....^^"
Allaahumma inni a'udzubika minal hammi wal hazan, wa a'udzubika minal 'ajzi wal kasal wa a'udzubika minal jubni wal bukhl, wa a'udzubika min gholabati ddaini wa qohrirrijaal.. (3x) aamiin...
Syukron katsiron buat semua saudara-saudariku yang selalu memberi semangat, jazakumullaah.. :)
Sylvasari, 29 April 2011, 23:39
teringat dengan tausyiah seorang teman man.
ketika ku meminta Allah kesabaran, Allah memberikanku masalah.
dan ingin sedikit ku tambahkan,
ketika ku meminta 'Ya Allah tolong ajari aku keistiqomahan'.. Allah memberikanku 'Kesendirian'..
teringat jua kutipan analogi dari murobbiku,
Masalah itu ibarat level dalam sebuah games. ketika kamu tidak bisa menyelesaikan level itu. maka kamu pasti akan menghadapi lagi level itu, lagi.. lagi.. dan lagi. sampai akhirnya kamu bisa melewatinya dan bisa lanjut ke level selanjutnya...
Berada dalam permainan ini tak semudah yang kukira.
Berkali-kali kefuturan menghantui diriku,
Otak ini terus-menerus meng-upgrading untuk strategi terbaik.
tangan ini tak pernah berhenti mengukir kata 'istiqomah' pada keningku..
sampai akhirnya, diri ini tersungkur pada sujud berurai air mata... sangat pasrah mengadu, ''ya Allaah,.. bohong bila aku berkata istiqomah itu mudah, bohong bila ku berkata menghadirkan Engkau dalam setiap langkahku itu mudah, bohong bila ku berkata mencintaiMu sepenuh hati itu mudah''. aku tidak mau menyombongkan diri di hadapanMu, aku pasrah, bukan berarti aku menyerah.
Merenung dan bermuhasabah.... itulah yang sering kulakukan di permainan ini.
merenung, bukan melamun...
sebuah pertanyaan besar terus merasupi neuron-neuronku. 'Ya Allah, kenapa aku sendiri lagi?...'
tidak cukup di keluarga aku sendiri, saat man 4 pun aku diuji kesendirian.
masih teringat dengan perjalanan penguatan iman, perjalanan penuh makna 5 hari di Manado.
sekarang aku di uji lagi di sini...siapa sangka?
awalnya ku tak percaya dengan kata-kata 'masalah itu sebenarnya tak seburuk yang kamu kira, masalah itu justru baik hati. karena pada akhirnya ia akan memberikanmu kekuatan'. tapi itu memang benar! Dan aku adalah hamba yang masih sering lupa bersyukur. ternyata ada maksud dibalik itu:
- aku lupa bahwa perjalanan ke Manado itu masih belum cukup untuk mengajariku istiqomah sehingga aku masih berkutik di level ini.
- aku lupa bahwa kesendirian ini sebenarnya adalah sesuatu yang aku ciptakan sendiri, Allah ingin aku lebih merasakan bahwa Dia dekat, jadi mengapa masih merasa sendiri?
- aku lupa bahwa Allah ingin menjadikan aku istiqomah bukan karena lingkungan tapi memang karena aku sendiri yang mengistiqomahkan diriku tentu dengan izin Allah. sehingga nanti saat ada level uji istiqomah yang lebih mantap medannya, aku tidak akan kehilangan imanku.
(mohon doanya buat yang membaca, aku ingin melanjutkan studi ke Eropa lebih fokusnya ke Rusia, aamiin)
- aku lupa permainan ini harusnya di nikmati. bukan di sesali.. astaghfirullaah..
- aku lupa, Allah sedang menyeretku agar jangan selalu di dalam tempurung.
- Dan aku lupa bahwa 'kesendirian' ini benar-benar mengajarkan manisnya ukhuwah
Segala puji bagiMu ya Allah...
Hujan semakin menjadikan syahdu maksud 'sendiri' ini, hingga ku ingin membisikan kepada hatiku dan hatimu bahwa ''ketika kamu merasa sepi, sunyi, dan sendiri... coba pejamkan matamu, Allah hadirkan banyak kebahagiaan didepan pintu itu, jadi bangkit dan tersenyumlah! tunjukkan rasa syukurmu.....^^"
Allaahumma inni a'udzubika minal hammi wal hazan, wa a'udzubika minal 'ajzi wal kasal wa a'udzubika minal jubni wal bukhl, wa a'udzubika min gholabati ddaini wa qohrirrijaal.. (3x) aamiin...
Syukron katsiron buat semua saudara-saudariku yang selalu memberi semangat, jazakumullaah.. :)
Sylvasari, 29 April 2011, 23:39

No comments:
Post a Comment