Pages

Saturday, March 3, 2012

Dimana Letak Urgensi Dakwah Sekolah?


http://mentoringku.wordpress.com/2011/06/08/urgensi-tarbiyah-bagi-wanita-muslimah/
 Semua makhluk sosial di muka bumi terdiri dari dua kategori; dewasa dan belum dewasa. Maksud dewasa disini adalah bagaimana cara berpikir dalam menentukan antara haq atau bathil, antara positif atau negatif, dan antara surga atau neraka. Umur yang tua belum tentu lebih dewasa. Umur bukan indikator yang tepat dalam menilai kedewasaan seseorang. Menuju kedewasaan adalah proses. Saat sudah dewasa pun proses masih berlangsung. Tapi kebanyakan orang selalu tidak sabar dengan proses, kenapa???
Yup, memang ada banyak faktor atas ketidaksabaran dalam berproses. Tapi dalam artikel ini penulis lebih berfokus pada salah satu sebab dari ketidaksabaran akan proses tersebut, yaitu kurangnya pembinaan secara beriringan. Pembinaan secara beriringan disitu artinya pembinaan atas diri sendiri dan oranglain yang berjalan seiringan.
Pernah dengar hukum newton III karya agung dari Isaac Newton? Hukum Newton III yang berbunyi untuk setiap aksi selalu ada reaksi yang arahnya berlawanan (Gabriel 1996). Membina pada dasarnya seperti yang dikatakan Hukum Newton III, tapi fakta berkata lain adakalanya seorang pembina yang sedang ber-aksi mendidik generasi muda merasa dirinya hanyalah seorang pendidik dan tidak sadar  akan reaksi berlawanan yang mengarah pada dirinya yang menunjukkan bahwa sebenarnya ia lebih sering dididik oleh binaannya. Karena faktor ‘tidak sadar’ itulah yang membuat ia tidak sabar dalam mendidik dan selalu melihat tidak adanya keuntungan yang didapat. Fenomena tersebut akan banyak dijumpai pada medan dakwah sekolah.
Bagaimana kondisi anak sekolah kekinian? Pertanyaan ini tentu sangat mudah walaupun sambil menutup mata. Tapi ketika ditanya berapa persentase anak sekolah yang sudah dewasa dengan yang belum dewasa? Penulis yakin pertanyaan ini sulit untuk dijawab bahkan diprediksi karena batasnya pengetahuan yang diketahui, jangankan untuk tahu persentase, jumlah sekolah yang ada didunia ini saja tidak tahu, sampel sekolah yang bisa dikatakan tepat juga tidak tahu. Lalu dimanakah letak keurgensian dakwah sekolah? Letak keurgensian dakwah sekolah ada di jawaban persentase tersebut. Urgensi dalam membuat jawaban karena jawaban itu belum ada dan harus cepat-cepat di jawab sehingga membuat dominan pada salah satu kondisi, tentunya kondisi positif, yang pada akhirnya akan menjawab pertanyaan tadi yaitu insya Allah dengan bukti otentik, 100% anak sekolah berada pada kesadaran akan ibadah dan kedewasaan dalam berperilaku. Pertanyaan lagi, mau berapa lama kita menjawab pertanyaan persen tersebut? Bergerak dan cari tau dari sekarang...
Penulis tidak akan menyalahkan anak sekolah ataupun seorang kakak atas kondisi negatif akhir-akhir ini. Tapi lebih kepada dimana letak simbiosis mutualisme? Menurut Kadaryanti 2006, simbiosis mutualisme adalah cara hidup bersama yang saling menguntungkan antara dua individu makhluk hidup yang berlainan jenis. Jadi bagaimana caranya seorang pendakwah dengan yang didakwahi bisa saling bersimbiosis mutualisme? Sehingga tidak ada yang merasa dirugikan.
Seperti yang dikatakan pada paragraf diatas tentang proses, anak sekolah juga sedang berproses. Dalam berproses  sangat dibutuhkan seorang pengarah agar prosesnya bisa berjalan dengan benar sama halnya jika sedang melakukan praktikum harus ada pembimbing agar percobaan berhasil dengan benar. “Seseorang yang menginginkan kesuksesan di dalam menuntut ilmu, kata Muhammad bin Shalih Al-‘utsaimin (2010), tidak dapat melakukannya begitu saja, namun harus mengikuti petunjuk dan bimbingan”.Untuk anak sekolah yang ingin sukses menuntut ilmu, sukses dunia-akhirat, mulailah  belajar bersama-sama dengan seorang pembimbing yang pas buat kalian. Gali ilmu mereka sepuasnya mumpung gratis...
Lalu bagaimana dengan proses seorang pembimbing? Dimana letak keuntungan dari membimbing walaupun tanpa dibayar? Keuntungannya tersebut terlihat kecil tapi berdampak hebat. Bertambahnya umur berbanding lurus dengan bertambahnya level masalah. Akan ada banyak problema, bertemu dinamika kehidupan, terombang-ambing dinamika pemikiran, dan lain-lain. Hal itu perlu pengalaman yang cukup agar bisa melewatinya. Kesabaran, keikhlasan, hubungan sosial, keberanian, tanggung jawab, merupakan sedikit dari banyak syarat kelulusan dalam menjalani kehidupan yang bisa didapatkan dari seorang anak yang butuh bimbingan. Ada banyak cerita tentang golongan tua yang terbantu oleh golongan muda, dan bonus nya apalagi kalau bukan dengan pahala yang disodorkan Allah SWT.

Semoga kita semua termasuk hamba-hamba yang selalu di rahmati dan dilindungi Allah SWT... aamiin ya robbal ‘alamin

Rahma Dwi Jayanti
3 Maret 2012, 11.00 PM, Tangerang Selatan 

Daftar Pustaka
Gabriel JF. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta: EGC
Kadaryanto S.Pd, et al. Biologi I. Jakarta: Yudhistira
Al-‘Utsaimin Muhammad bin Shalih. 2010. Panduan Lengkap Menuntut Ilmu. Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir

No comments:

Post a Comment